Translate

Sabtu, 19 Januari 2013

Ketahui Gangguan Empedu

Jangan pernah menyepelekan rasa nyeri pada perut, terutama di bagian kanan atas. Bisa jadi, itu pertanda kalau Anda mengalami gangguan batu empedu. Rasa nyeri ini, kadang menyebar hingga punggung atas atau bagian belikat. Gejala ini bisa terus-menerus terjadi, atau datang dan pergi. Saat makan, rasa nyeri juga bisa semakin buruk. Tak heran, kalau banyak orang cenderung telat mengetahui saat mengalami gangguan batu empedu karena menganggapnya hanya sakit perut biasa. Lalu, apa pemicunya? Batu empedu ini, seperti dilansir dari webmd.com, terbentuk ketika kolesterol dan zat lain yang ditemukan dalam kantung empedu mengeras dan menjadi seperti batu. Batu ini juga dapat terbentuk jika kantong empedu tidak kosong seperti seharusnya. Biasanya, ini terjadi pada orang-orang yang kelebihan berat badan atau yang mencoba untuk menurunkan berat badan dengan cara cepat. Ukuran batu, bisa lebih kecil dari sebutir pasir atau sebesar bola golf. Sebenarnya, sebagian besar batu empedu tidak menyebabkan masalah. Tapi, jika batu tersebut memblokir saluran empedu, akan muncul rasa sakit disertai demam dan menggigil. Kulit juga terlihat putih pucat dan mata jadi kekuningan. Batu di saluran empedu ini, jika tak segera ditangani bisa meningkatkan risiko terjadinya pembengkakan pankreas (pankreatitis). Gejala ini juga bisa jadi tanda dari kandung empedu yang terinfeksi. Jadi, segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami sakit mendadak atau rasa tidak enak di perut atau dada. Sebanarnya apakah penyakit batu empedu itu? Menurut penjelasan Dr.Ari Fahrial Syam, Sp.PD, penyakit yang memiliki gejala khas nyeri ulu hati itu disebabkan akibat adanya peradangan pada kandung empedu. Batu empedu berbentuk seperti kristal, dengan variasi ukuran dari butiran pasir sampai lebih besar dari bola golf. "Jika dianalisa lebih lanjut batu kandung empedu terdiri dari batu kolesterol dan batu pigmen," katanya. Batu empedu yang menyumbat duktus sistikus, yaitu saluran yang menghubungkan kandung empedu dengan saluran empedu pusat, bisa menimbulkan sakit dan kadang peradangan. Serangan sakitnya biasanya mendadak dan berlangsung sampai beberapa jam. Jika muncul rasa sakit terus menerus pada perut sebelah atas, segera periksakan ke dokter untuk mencaritahu apakah terjadi gangguan empedu. "Melalui pemeriksaan USG perut dapat diketahui apakah ada peradangan baik akut maupun kronis pada kandung empedu tersebut. Pemeriksaan ini juga untuk mengetahui ada tidaknya pelebaran saluran empedu," papar pengajar di Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini. Di lihat dari faktor usia, sekitar 20 persen kasus gangguan kandung empedu terjadi pada mereka yang berusia lebih dari 40 tahun dan lebih banyak dialami kaum wanita. "Jarang yang berusia di bawah 30 tahun," imbuhnya. Resiko lain untuk terjadinya batu kandung empedu antara lain obesitas, diabetes, kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) yang rendah, trigliserida yang tinggi, tekanan darah yang tinggi, dan juga dengan gula darah yang tinggi. Diet tinggi lemak dan tinggi kolesterol dan rendah serat serta penurunan berat badan yang mendadak juga bisa menyebabkan terbentuknya batu kandung empedu. Pasien dengan peradangan kandung empedu akut perlu dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotika sistemik. "Kandung empedu yang bermasalah apalagi ada batu di dalamnya biasanya memang kandung empedu tersebut harus diangkat," paparnya. Melalui teknik laparoskopi seperti yang dilakukan ibu negara, masa rawat pasien pun lebih pendek sehingga komplikasi pasca operasi menjadi minimal. Pencegahan Karena komposisi terbesar batu empedu adalah kolesterol, sebaiknya menghindari makanan berkolesterol tinggi yang pada umumnya berasal dari lemak hewani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar